Di sebuah desa kecil yang damai, warga mengenal Pak Rudi sebagai dukun pijat yang ahli menyembuhkan berbagai keluhan. Tangannya yang terampil membuat banyak orang percaya pada keahliannya, termasuk Mira, istri Pak Anton.
Suatu hari, Mira mengalami sakit punggung yang tak tertahankan. Mendengar keluhan itu, Pak Anton menyarankan istrinya untuk dipijat oleh Pak Rudi yang rumahnya hanya beberapa langkah dari rumah mereka. Tanpa curiga, Mira pun setuju.
Saat tiba di rumah Pak Rudi, suasana terlihat sepi. Istrinya sedang pergi ke rumah saudaranya, dan tak ada siapa pun di dalam. Dengan ramah, Pak Rudi mempersilakan Mira duduk dan mulai memijatnya. Awalnya, pijatan terasa nyaman, tetapi lama-kelamaan tangan Pak Rudi mulai bergerak ke bagian tubuh yang tak semestinya.
Mira kaget dan segera menegur Pak Rudi, namun pria itu berdalih bahwa itu adalah bagian dari terapi agar sakitnya cepat sembuh. Tak ingin terjadi hal yang lebih buruk, Mira berusaha menghindar dan menyudahi pijatan. Namun, Pak Rudi malah semakin berani, mencengkeram tangan Mira dan mencabulinya.
Dengan sekuat tenaga, Mira berhasil melawan dan berlari keluar rumah sambil menangis. Sesampainya di rumah, ia langsung menceritakan kejadian itu kepada suaminya. Mendengar hal tersebut, Pak Anton marah besar dan segera melapor ke kepala desa, yang kemudian menghubungi pihak berwajib.
Tak butuh waktu lama, polisi datang dan menangkap Pak Rudi. Kini, ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum, sementara warga desa tak lagi melihatnya sebagai dukun pijat terpercaya, melainkan sebagai pelaku kejahatan yang mengkhianati kepercayaan mereka.