Rina adalah seorang wanita muda yang sudah lima tahun menikah dengan Dodi. Kehidupan rumah tangga mereka tampak harmonis, tetapi dalam hati, Rina merasa kesepian. Dodi terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan sering pulang larut malam, membuat Rina merindukan perhatian dan sentuhan hangat.
Suatu hari, Rina mengalami sakit punggung karena kelelahan mengurus rumah. Seorang teman merekomendasikan seorang tukang pijat bernama Bayu, yang dikenal memiliki tangan ajaib dalam meredakan ketegangan tubuh. Rina pun memutuskan untuk mencoba jasanya.
Ketika Bayu datang ke rumah, Rina sedikit gugup. Lelaki itu berusia awal 30-an, bertubuh atletis, dan memiliki tatapan yang dalam. Saat mulai memijat, tangannya terasa begitu lembut dan penuh keahlian. Rina merasa rileks, sesuatu yang sudah lama tidak ia rasakan.
Seiring pijatan berlanjut, suasana mulai berubah. Ada tatapan yang lebih dari sekadar profesionalisme di mata Bayu. Jantung Rina berdegup kencang ketika Bayu menyentuhnya dengan cara yang lebih intim. Awalnya, ia ingin menghentikan, tapi ada sesuatu dalam dirinya yang membuatnya tetap diam.
Sentuhan yang berlanjut semakin membakar hasrat yang selama ini terkubur. Dalam sekejap, batasan antara tukang pijat dan klien pun kabur. Rina menyerah pada perasaan yang selama ini ia tahan.
Namun, setelah semuanya terjadi, rasa bersalah menghantui Rina. Ia menatap langit-langit, bertanya-tanya apakah kebahagiaan sesaat itu sepadan dengan risiko kehilangan pernikahannya. Kini, ia dihadapkan pada dilema besar—melupakan apa yang terjadi atau mengakui kesalahannya kepada Dodi.