Angin malam Ubud berhembus lembut, membawa aroma bunga kamboja yang khas. Cahaya lilin berpendar di balkon hotel mewah tempat Ayu dan Bima menghabiskan malam mereka. Setelah seharian menjelajahi keindahan alam Bali, mereka memutuskan untuk bersantai di kamar, menikmati suasana yang penuh ketenangan.
Ayu duduk di tepi ranjang, masih mengenakan gaun putih tipis yang melambai setiap kali angin berhembus dari jendela terbuka. Mata Bima menatapnya penuh kekaguman. “Kamu cantik malam ini,” bisiknya sambil meraih tangannya.
Ayu tersenyum malu, pipinya bersemu merah. Ia tahu, di antara mereka bukan hanya ada rasa cinta, tetapi juga kehangatan yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Bima menariknya mendekat, mendekapnya erat. Mereka saling bertatapan, seolah waktu berhenti hanya untuk mereka berdua.
Di luar, suara debur ombak samar terdengar dari kejauhan, menemani malam penuh kelembutan dan keintiman. Sentuhan mereka penuh kasih sayang, tanpa terburu-buru. Malam itu, mereka tidak hanya berbagi kebersamaan, tetapi juga saling mengungkapkan rasa cinta yang mendalam.
Saat fajar mulai menyingsing, Ayu terlelap dalam pelukan Bima. Ia tahu, malam ini akan menjadi salah satu kenangan terindah dalam hidup mereka berdua—sebuah kisah cinta yang akan selalu mereka kenang di pulau dewata.