Menjadi ibu kost bukan hanya tentang mengurus rumah dan menagih uang sewa, tetapi juga menghadapi kesunyian yang sering kali datang tanpa diundang. Banyak ibu kost, terutama yang sudah berusia lanjut atau hidup sendiri, mengalami kesepian mendalam karena kurangnya interaksi sosial yang bermakna.
Dalam psikologi, kesepian bukan sekadar perasaan tidak punya teman, tetapi juga kondisi emosional yang terjadi akibat kurangnya hubungan yang intim dan mendalam. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang membutuhkan afeksi, perhatian, dan kedekatan dengan orang lain. Ketika hal ini tidak terpenuhi, seseorang bisa mencari cara-cara alternatif untuk menghibur diri atau mengisi kekosongan emosionalnya.
Seorang ibu kost colmek mungkin memiliki banyak penghuni di rumahnya, tetapi tetap merasa terisolasi karena hubungan yang terjalin bersifat transaksional. Mereka hanya dianggap sebagai pemilik kos, bukan sebagai teman atau keluarga. Kesepian yang berkepanjangan dapat memicu stres, kecemasan, bahkan depresi jika tidak diatasi dengan baik.
Untuk mengatasi kesepian, seseorang bisa mencari aktivitas yang lebih positif, seperti bergabung dalam komunitas, menjalin pertemanan baru, atau mengeksplorasi hobi yang bisa memberikan kepuasan emosional. Kesehatan mental sangat bergantung pada bagaimana seseorang mengelola emosi dan kebutuhannya dengan cara yang sehat.
Pada akhirnya, memahami dan menerima perasaan kesepian adalah langkah awal untuk menemukan kebahagiaan yang lebih sejati dalam hidup.
